Sabtu, 17 Maret 2012

membuat batik

sebenernya sih ini tuh tugas B. Indonesia tentang mengarang cerpen dari pengalaman pribadi tapi ya gapapa lah aku share juga di sini haha :P


MEMBUAT BATIK

Kurang lebih sekitar satu tahun yang lalu, saya mendatangi kampung batik yang berada di Cirebon, yang mungkin tanpa saya beritahu pun pasti kalian sudah bisa menebaknya. Trusmi , nama kampung yang sudah tak asing lagi, bahkan sampai ke ranah mancanegara sudah banyak yang mengenal kamupung ini. Beserta teman-teman  dari anggota kelas bilingual yang terdiri dari tiga kelas, pergi dari sekolah menuju kampong batik tpergi dari sekolah menuju kampong batik tsebut menggunakan angkutan umum yang sudah kami carter sebelumnya. Tujuan kami mendatangi kampung tersebut tak lain untuk terjun langsung  melihat dan mempelajari proses membatik yang menjadi salah satu mata pelajaran seni rupa, namun pada praktiknya kegiatan ini tidak hanya berhubungan dengan seni rupa namun dengan pelajaran ekonomi yang membahas tentang perekonomian warga pada kampung tersebut, dan juga pada system pengolahan limbah hasil industri yang merangkup pada pelajaran PLH (Pendidikan Lingkungan Hidup).
Kesan pertama yang saya rasakan ketika memasuki kawasan kampung Trusmi adalah kesan tempo dulunya, yang bisa dilihat dari bangunan dan rumah-rumah yang bergaya kolonial, terdapatnya becak dan sepeda-sepeda yang masih digunakan untuk alat transportasiwarga disana, dan tak lain jejeran kain batik yang sedang dijemur, banyaknya tempat-tempat untuk pembuatan batik dan juga berbagai toko ataupun butik-butik tempat menjual segala sesuatu yang berbau batik banyak terdapat disana yang menjadikan kampung tersebut dinamakan kampung batik.


Perjalananpun dilanjutkan dengan berjalan kaki untuk mendatangi tempat pembuatan batik yang sudah disiapkan oleh pihak sekolah. Disana saya mendapatkan pelatihan mengenai pembuatan batik, pengenalan beberapa alat dan bahan yang dipakai untuk membuat batik, tanya jawab seputar batik dan diakhiri dengan praktek membuat batik. Pengalaman membuat batik ini baru pertama kali saya dan teman-teman saya rasakan dan ternyata sangat susah, pantas saja harga batik tulis itu sangat menjulang tinggi. Tetesan lilin panas dari canting pun tak dapat kami kotrol yang mengakibatkan lilin tidak tepat menutupi  sketsa gambar, padahal proses ini adalah proses utama pada pembuatan batik tulis. Karena teknik yang salah maka tak banyak yang mengalami kecelakaan kerja,seperti tumpahnya lilin panas pada tangan. Setelah proses pelilinan selesai, dilanjutkan oleh proses pewarnaan yang menggunakan pewarna kain dan beberapa campuran cairan kimia untuk memper indahnya. Kamipun bisa memilih warna apa yang akan kami gunakan untuk mewarnai kain batik kami. Setelah kain melewati proses pewarnaan dan penjemuran, batik hasil karya kamipun dibagikan dan tibalah waktu yang mendearkan, yaitu proses pembacaan pemenang yang hasil karyanya terbaik dan akan mendapatkan hadiah. Dan setelah semua nama pemenang disebutkan akirnya saya tidak menjadi salah satu pemenan, namun tidak apa-apa karena bisa membuat batik sendiripun sudah menyenangkan hati saya.
Perjalananpun diakhiri dengan wisata belanja dan juga makan-makan bersama.  Menjelang matahari tenggelam, kamipun pulang kerumah masing-masing membawa ilmu dan pengalaman yang berharga.

1 komentar: